Jumat, 03 Mei 2013

Ilmu dan Bahasa



ILMU DAN BAHASA
1.    Tentang terminologi : Ilmu, Ilmu Pengetahuan, dan Sains?
A.  Definisi dan Jenis Pengetahuan
Secara etimonologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolopy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar.
Secara terminologi menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang dilakukan atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
1.    Jenis Pengetahuan (knowledge)
1.     Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good since. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makan dapat memuasakan rasa lapar, dll.
2.     Pengetahuan Ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari saince. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari alam dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperoleh melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika, dan netral.
3.     Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universal dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya dalam satu bidang yang sempit sedangkan filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi terbuka.
4.     Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh pemeluk agamanya.
2.    Perbedaan pengetahuan dengan ilmu
Dari sejumlah pengetahuan yang ada sering ditemukan perbedaan diantara keduanya.
Dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia Ilmu disamakan artinya dengan Pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya kita dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge sedangakn ilmu diambil dari kata science dan peralihan dari kata Arab ilm.
Pengetahuan merupakan hasil tahu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik, pemahaman dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Perbedaan antara Ilmu dan Pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan ciri-cirinya (Herbert L. Searles)
“Kalau Ilmu berbeda dengan Filsafat berdasarkan empiris maka ilmu berbeda dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya.”
Kesimpulan : perbedaan itu terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya. Perbedaan itu menyangkut pengetahuan biasa (prailmiah), sedangkan pengetahuan ilmiah dengan ilmu tidak memiliki perbedaan berarti.
Dalam perkembangan lebih lanjut di Indonesia, pengetahuan disamakan artinya dengan ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat-pendapat berikut : “ kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima (ia telah mengetahui). Kata jadian ilmu berarti pengetahuan. Dan memang dalam bahasa Indonesia sehari-hari Ilmu di identifikasikan dengan pengetahuan.” Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam bahasa, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material, keduanya mempunyai perbedaan.

B.     Filsafat dan Sains
1.    Pengertian Sains
Istilah sains merupakan alih bahasa dari “science” yang berarti dalam bahasa latin “scire” artinya “to know”. Dalam arti sempit sains diartikan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari orang salah kaprah menerjemahkan science menjadi “ilmu”. Mengapa dikatakan salah kaprah? Karena “Ilmu” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud : 1988) memiliki dua pengertian.
1.     Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu kimia, dan sebagainya.
2.     Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang pengetahuan atau pengetahuan, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhir, ilmu tauhid, ilmu sihir, dan sebagainya.
Menurut Titus (1959), sains artinya sebagai common sense yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode observasi yang teliti dan kritis. Menurut Ashley Montugu (Anshari, 1979), sains mempunyai pengetahuan yang disusun yang berasal dari pengamatan, studi, dan pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.
Prof Harsoyo (1977) mengemukakan pengertian tentang sains, yaitu :
1.     Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan
2.     Suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia.
Dari beberapa pengertian sains tersebut dapat diperoleh gambaran apa yang dimaksut dengan sains. Sains pada prinsipnya merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistemasikan “common sense”, suatu pengetahuan yang berasal dari dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dn teliti dengan menggunakan berbagai metode yang bisa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, surve, studi kasus, dll)
Sains juga merupakan suatu metode berfikir secara objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan sains, diperoleh dengannya dengan melalui observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisis. Sains merupakan milik manusia secara universal, dalam arti bahwa hasil penemuan sains dapat dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia.
2.  Karakteristik Sains
Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum sains dianataranya :
a.     Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama
b.     Hasil sains kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang menyelidiki adalah manusia
c.      Sains bersifat objektif artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
3.  Perbedaan filsafat dan sains
a.     Sains bersifat analisis dan hanya mengerjakan salah satu pengetahuan secara objektif dan formalnya. Filsafat bersifat pengetahuan sinopsis artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan.
b.     Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-fakta dan netral sedangkan filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai, dan apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral karena faktor-faktor subjektif memgang peranan yang penting dalam berfilsafat.
c.      Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi-asumsi yang ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran asumsi.
d.     Sains menggunakan metode terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan menguji dan praktek terhadap metode-metode sains secara empiris. Selain menghasilkan suatu konsep atau teori, filsafat juga dapat menggunakan hasil-hasil sains, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada semua pewngalaman insasi, sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan penyelesaannya oleh sains.
4.  Titik temu filsafat dan sains
a.     Banyak ahli filsafat yang termasyhur telah memberikan sumbangannya terhadap perkembangan sains modern.
b.     Filsafat dan sains keduanya menggunakan metode berfikir relaktif dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
c.      Filsafat dan sains keduanya menujukkan sifat kritis dan terbuka dan memberikan perhatian yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran.
d.     Filsafat dan sains keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun secara sistematis.
e.      Sains membentu filsafat dalam mengembangkan jumlah bahan-bahan deskriptif dan faktual serta esensial dan pemikiran filsafat
f.       Sains mengoreksi filsafat dengan menghilangkan ide-ide yang bertentangan dengan ilmiah.
g.     Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong-potong yang menjadikan beraneka macam sains dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut dalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia yang telah menyeluruh dan terpadu.
5.  Kelebihan dan Kekurangan Sains
Sains dalam perkembangannya telah menghasilkan teknologi. Tidak bisa disangkal bahwa sains telah banyak memberikan sumbangan terhadap kehidupan umat manusia, misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dengan teknologi komusikasi dan informasi. Dengan sains dan teknologi memungkinkan manusia dapat bergerak atau bertindak secara efektif dan efisien.
Selain kelebihan terdapat juga kekurangan secara konseptual dan esensial, mungkin dianggap berbahaya karena :
a.     Sains bersifat objektif mengenyampingkan yang sifatnya subjektif.
b.     Manusia hidup dalam kurun waktu yang panjang dan jika ia terbenam dalam dunia fisik maka akan hampa dari makna dalam hidup yang penuh arti ini, maka sains perlu pendamping seperti filsafat dan agama.

Tidak ada komentar: