ILMU DAN BAHASA
1.
Tentang
terminologi : Ilmu, Ilmu Pengetahuan, dan Sains?
A. Definisi dan Jenis Pengetahuan
Secara
etimonologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge.
Dalam Encyclopedia of Phisolopy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar.
Secara
terminologi menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang dilakukan
atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dalam
kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan
yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam
peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam
dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang
diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
1.
Jenis
Pengetahuan (knowledge)
1. Pengetahuan
biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common
sense, dan sering diartikan dengan good since. Common sense diperoleh dari pengalaman
sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga, makan dapat
memuasakan rasa lapar, dll.
2. Pengetahuan
Ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari saince. Ilmu pada prinsipnya merupakan
usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense, suatu
pengetahuan yang berasal dari alam dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperoleh
melalui observasi, eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika, dan netral.
3. Pengetahuan
filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat
kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada
universal dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya dalam satu
bidang yang sempit sedangkan filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga
ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi terbuka.
4. Pengetahuan
agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh pemeluk agamanya.
2.
Perbedaan
pengetahuan dengan ilmu
Dari
sejumlah pengetahuan yang ada sering ditemukan perbedaan diantara keduanya.
Dalam
Kamus Besar Bahsa Indonesia Ilmu disamakan artinya dengan Pengetahuan, ilmu
adalah pengetahuan. Dari asal katanya kita dapat ketahui bahwa pengetahuan diambil
dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge sedangakn ilmu diambil dari kata
science dan peralihan dari kata Arab ilm.
Pengetahuan
merupakan hasil tahu perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik, pemahaman dilakukan dengan cara
persepsi baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami manusia
berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Perbedaan
antara Ilmu dan Pengetahuan dapat ditelusuri dengan melihat perbedaan
ciri-cirinya (Herbert L. Searles)
“Kalau
Ilmu berbeda dengan Filsafat berdasarkan empiris maka ilmu berbeda dari
pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya.”
Kesimpulan
: perbedaan itu terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya.
Perbedaan itu menyangkut pengetahuan biasa (prailmiah), sedangkan pengetahuan
ilmiah dengan ilmu tidak memiliki perbedaan berarti.
Dalam
perkembangan lebih lanjut di Indonesia, pengetahuan disamakan artinya dengan
ilmu. Hal ini dapat dilihat dari pendapat-pendapat berikut : “ kata ilmu
berasal dari bahasa Arab ‘alima (ia telah mengetahui). Kata jadian ilmu berarti
pengetahuan. Dan memang dalam bahasa Indonesia sehari-hari Ilmu di identifikasikan
dengan pengetahuan.” Dengan demikian dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam
bahasa, pengetahuan dengan ilmu bersinonim arti, sedangkan dalam arti material,
keduanya mempunyai perbedaan.
B.
Filsafat
dan Sains
1.
Pengertian
Sains
Istilah
sains merupakan alih bahasa dari “science” yang berarti dalam bahasa latin
“scire” artinya “to know”. Dalam arti sempit sains diartikan ilmu pengetahuan
alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Dalam bahasa Indonesia
sehari-hari orang salah kaprah menerjemahkan science menjadi “ilmu”. Mengapa
dikatakan salah kaprah? Karena “Ilmu” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Depdikbud : 1988) memiliki dua pengertian.
1. Ilmu
diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan
gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu
pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu kimia, dan sebagainya.
2. Ilmu
diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang pengetahuan atau
pengetahuan, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dan sebagainya,
seperti ilmu akhirat, ilmu akhir, ilmu tauhid, ilmu sihir, dan sebagainya.
Menurut Titus (1959), sains artinya
sebagai common sense yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan
terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode
observasi yang teliti dan kritis. Menurut Ashley Montugu (Anshari, 1979), sains
mempunyai pengetahuan yang disusun yang berasal dari pengamatan, studi, dan
pengalaman untuk menentukan hakikat dan prinsip tentang hal yang sedang
dipelajari.
Prof
Harsoyo (1977) mengemukakan pengertian tentang sains, yaitu :
1. Merupakan
akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang
terorganisasikan
2. Suatu
pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu
dunia terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia pada prinsipnya dapat diamati
oleh panca indra manusia.
Dari beberapa pengertian sains tersebut
dapat diperoleh gambaran apa yang dimaksut dengan sains. Sains pada prinsipnya
merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistemasikan “common
sense”, suatu pengetahuan yang berasal dari dari pengalaman dan pengamatan
dalam kehidupan sehari-hari dan dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara
cermat dn teliti dengan menggunakan berbagai metode yang bisa dilakukan dalam
penelitian ilmiah (observasi, eksperimen, surve, studi kasus, dll)
Sains juga merupakan suatu metode
berfikir secara objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap
dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan sains, diperoleh dengannya
dengan melalui observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisis. Sains merupakan
milik manusia secara universal, dalam arti bahwa hasil penemuan sains dapat
dimanfaatkan oleh seluruh umat manusia.
2. Karakteristik Sains
Menurut
Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum sains dianataranya :
a. Hasil
sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama
b. Hasil
sains kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena yang
menyelidiki adalah manusia
c. Sains
bersifat objektif artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains
tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman
secara pribadi.
3. Perbedaan filsafat dan sains
a. Sains
bersifat analisis dan hanya mengerjakan salah satu pengetahuan secara objektif
dan formalnya. Filsafat bersifat pengetahuan sinopsis artinya melihat segala
sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan.
b. Sains
bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menemukan fakta-fakta dan
netral sedangkan filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu melainkan membantu
manusia untuk mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai, dan apa
yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral karena faktor-faktor subjektif
memgang peranan yang penting dalam berfilsafat.
c. Sains
mengawali kerjanya dengan bertolak dari suatu asumsi yang tidak perlu diuji,
sudah diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali
asumsi-asumsi yang ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran asumsi.
d. Sains
menggunakan metode terkontrol sebagai metode yang khas. Verifikasi terhadap
teori dilakukan dengan jalan menguji dan praktek terhadap metode-metode sains
secara empiris. Selain menghasilkan suatu konsep atau teori, filsafat juga
dapat menggunakan hasil-hasil sains, dilakukan dengan menggunakan akal pikiran
yang didasarkan pada semua pewngalaman insasi, sehingga dengan demikian
filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan penyelesaannya oleh sains.
4. Titik temu filsafat dan sains
a. Banyak
ahli filsafat yang termasyhur telah memberikan sumbangannya terhadap
perkembangan sains modern.
b. Filsafat
dan sains keduanya menggunakan metode berfikir relaktif dalam menghadapi
fakta-fakta dunia dan hidup.
c. Filsafat
dan sains keduanya menujukkan sifat kritis dan terbuka dan memberikan perhatian
yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran.
d. Filsafat
dan sains keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun
secara sistematis.
e. Sains
membentu filsafat dalam mengembangkan jumlah bahan-bahan deskriptif dan faktual
serta esensial dan pemikiran filsafat
f. Sains
mengoreksi filsafat dengan menghilangkan ide-ide yang bertentangan dengan
ilmiah.
g. Filsafat
merangkum pengetahuan yang terpotong-potong yang menjadikan beraneka macam
sains dan yang berbeda serta menyusun bahan-bahan tersebut dalam suatu
pandangan tentang hidup dan dunia yang telah menyeluruh dan terpadu.
5. Kelebihan dan Kekurangan Sains
Sains
dalam perkembangannya telah menghasilkan teknologi. Tidak bisa disangkal bahwa
sains telah banyak memberikan sumbangan terhadap kehidupan umat manusia,
misalnya dalam perkembangan sains dan teknologi kedokteran, sains dengan
teknologi komusikasi dan informasi. Dengan sains dan teknologi memungkinkan
manusia dapat bergerak atau bertindak secara efektif dan efisien.
Selain kelebihan
terdapat juga kekurangan secara konseptual dan esensial, mungkin dianggap
berbahaya karena :
a. Sains
bersifat objektif mengenyampingkan yang sifatnya subjektif.
b. Manusia
hidup dalam kurun waktu yang panjang dan jika ia terbenam dalam dunia fisik
maka akan hampa dari makna dalam hidup yang penuh arti ini, maka sains perlu
pendamping seperti filsafat dan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar